Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertanian Bali Lebih Utamakan Komoditas Ekspor

Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan pihaknya akan lebih mendorong ekspor produk pertanian daripada diserap industri pariwisata lokal karena menyesuaikan dengan keuntungan yang didapat petani.
Buah manggis. Foto: Pertanian.go.id
Buah manggis. Foto: Pertanian.go.id

Bisnis.com, DENPASAR – Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan pihaknya akan lebih mendorong ekspor produk pertanian daripada diserap industri pariwisata lokal karena menyesuaikan dengan keuntungan yang didapat petani.

Menurutnya, harga jual yang didapat petani lebih besar dibandingkan dengan dijual pada industri lokal Bali seperti pelaku pariwisata. Contohnya manggis, jika dijual di pasar lokal harganya hanya mencapai Rp30.000 per kilogram. Sementara, harga jual ekspor dapat senilai Rp80.000 per kilogram.

Padahal, di sisi lain, Bali baru saja merilis Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 99 tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali. Pergub tersebut memastikan hotel, restoran, katering, dan membeli produk pertanian dengan harga paling sedikit 20% di atas biaya produksi petani.

“Digunakan ekspor kan lebih bagus, yang ada dulu kita ekspor,” katanya, Kamis (21/3/2019).

Dia mengakui kuantitas produksi pertanian lokal untuk diserap industri pariwisata maupun ekspor memang masih rendah. Nantinya, petani akan didorong untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Walaupun sesumbar produk pertanian Pulau Dewata memang memiliki keunggulan dibanding daerah lain seperti misalnya manggis, jeruk, maupun salak, hingga saat ini petani maupun distributor nyatanya belum mendapatkan pembinaan secara serius mengenai produk tersebut.

Jikapun pembinaan telah dilakukan, namun banyak juga produk yang tidak mampu didistribusikan dengan baik ke pasar. Hal tersebut menjadikan petani merugi karena produk yang dijual kerap dengan harga murah.

“Di bagian hulu [petani] sudah ada usaha tetapi di hilir betul-betul gak ada focus dan komitmen untuk menyelesaikan masalah pertanian,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper