Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imlek Jadi Momentum Bali Perbaiki Pasar Wisatawan dari China

Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Yuniartha Putra mengatakan Imlek menjadi momentum yang tepat bagi Pulau Dewata untuk memperbaiki pasar wisatawan dari China.
Sejumlah wisatawan melihat patung nelayan setibanya mereka dari berwisata dengan kapal laut di dermaga Serangan, Denpasar./Antara
Sejumlah wisatawan melihat patung nelayan setibanya mereka dari berwisata dengan kapal laut di dermaga Serangan, Denpasar./Antara

Bisnis.com, DENPASAR -- Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Yuniartha Putra mengatakan Imlek menjadi momentum yang tepat bagi Pulau Dewata untuk memperbaiki pasar wisatawan dari China.
 
Menurutnya, Bali merupakan salah satu destinasi wajib yang dikunjungi wisatawan China saat perayaan Imlek. Bali pun menyiapkan berbagai event untuk menyambut para turis dari Negeri Panda.
 
Berbeda dengan tahun lalu, kali ini Bali tidak hanya menyiapkan makan malam Imlek untuk para wisatawan China. Bali juga menghadirkan Balingkang Kintamani Festival 2019 untuk pertama kalinya.
 
Yuniartha mengakui kegiatan ini memang terkesan mendadak. Namun, festival tersebut menjadi permulaan yang bagus untuk memperbaiki pasar China setelah adanya praktik wisata ilegal pada tahun lalu.
 
“Ke depan, kami akan buat kegiatan ini lebih sempurna, secara kontinu akan diadakan,” tuturnya, Rabu (30/1/2019).
 
Yuniartha melanjutkan penerbangan reguler China menuju Bali juga sudah habis terpesan menjelang perayaan Imlek 2019. Setidaknya ada 3 kali penerbangan reguler selama sepekan dari China menuju Bali yang masing-masing dilakukan 8 maskapai internasional.
 
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, saat masih adanya praktik wisata ilegal,pengeluaran rata-rata 1 wisatawan China selama 1 hari di Bali adalah sebesar US$200. Namun, sejak wisata ilegal itu ditutup, turis China yang menuju Bali sudah mencakup kalangan menengah ke atas.
 
“Kalau dulu kan yang datang menengah ke bawah, wisata kita dijual murah cuma Rp600.000. Nanti pembayaran sisanya mereka lakukan dengan membeli barang-barang di toko ilegal milik China yang ada di Bali,” terangnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper