Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendiri Jaringan Hardys Akan Bangun E-Commerce

Founder jaringan ritel di Bali, Hardys, I Gede Agus Hardiawan mengaku akan membangun e-commerce setelah mampu membayar utang di Bank sebesar Rp2,3 triliun.

Bisnis.com, DENPASAR -- Founder jaringan ritel di Bali, Hardys, I Gede Agus Hardiawan mengaku akan membangun e-commerce setelah mampu membayar utang di Bank sebesar Rp2,3 triliun.

Sementara, perusahaannya telah diputuskan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya pada 9 November 2017.

Dia mengakui, total aset yang dimiliki Hardys adalah sebanyak Rp4,1 triliun. Jika utang sebesar Rp2,3 triliun telah lunas, maka akan tersisa Rp1,8 triliun bagi pihaknya untuk kembali bangkit membangun usaha baru.

Dia mengaku tetap akan bergelut di toko ritel namun dalam bentuk yang berbeda, yakni mengarah ke e-commerce.

Ide ini tidak muluk-muluk, lantaran pailitnya Hardys sebagai jaringan ritel yang cukup besar di Bali lantaran disebabkan oleh gempuran toko online.

"Begitu proses penyelesaian pailit tuntas, nanti ada saldo, kelebihan itu yang kami gunakan untuk bangkit," katanya, Sabtu (18/11/2017).

Menurutnya, pailit bukan hal baru bagi perusahaan-perusahaan besar. Dia mencontohkan hal yang sama pernah dialami Telkomsel maupun Prudential. Walaupun pernah pailit, keduanya justru tetap bisa bangkit.

Dia pun mengharapkan hal yang sama pada Hardys agar bisa bangkit lagi.

"Saya ini tinggal menunggu proses kerja kurator, kalau tim kurator ini benar-benar bekerja dengan acuan pengadilan bahwa aset kami dijual dengan harga baik utang-utang kami selesai," sebutnya.

Kata dia, 13 outlet Hardys kini dimiliki oleh PT Arta Sedana Retailindo atas nama Putu Gede Sedana. Sementara, ada 5 outlet PT Hardys Retailindo yang masih atas namanya.

Kemungkinan kelima outlet tersebut akan dijual untuk menutupi utangnya. Selain itu, jika masih belum mencukupi, ada 3 hotel dan beberapa properti yang juga akan dijual untuk menutupi utangnya.

"Mudah-mudahan Hardys bisa beroperasi seperti biasa walau bukan atas nama saya lagi, begitu pula dengan asset yang djual bisa dengan harga yang baik tidak grosir," sebutnya,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper