Bisnis.com, DENPASAR – Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso kembali menegaskan penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai Bali hingga kini masih berjalan normal.
“Meskipun Gunung Agung dalam status Awas, perjalanan udara ke Bali masih aman selama tidak ada debu vulkanik yang mengganggu penerbangan,” katanya, Senin (2/10/2017).
Menurut Agus tidak ada pembatalan penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai, rute yang ada masih berjalan seperti biasa. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk melakukan perjalanan ke Bali.
Dia menambahkan selama status Awas gunung berapi ini, semua pilot yang melintasi dimintai laporan tentang keadaan udara di atas pulau Bali. Hasilnya, tidak ada laporan tentang adanya debu vulkanik.
“Semua rute masih normal, tak ada keluhan dari pilot tentang debu vulkanik. Ini sesuai dengan citra satelit dan analisis digital dari BKMG yang tidak mengindikasikan adanya VA [volcanic ash],” ujarnya.
Jika terjadi kemungkinan buruk gunung meletus, Ditjen Perhubungan Udara telah menyiapkan sejumlah bandara terdekat untuk evakuasi penumpang yakni di Banyuwangi, Lombok, dan Surabaya.
Jika dampak lebih luas disiapkan radius kedua yakni bandara di Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Kupang, dan Makassar. Selanjutnya disiapkan radius ketiga yakni bandara di Manado, Ambon, dan Jakarta.
Untuk evakuasi penumpang jika tak bisa ‘boarding’ di Bali, telah disiapkan 250 bus AKAP dan bus pariwisata. “Kami sudah menyiapkan mitigasi dan ini sudah biasa dihadapi pihak maskapai maupun otoritas bandara,” kata Agus.
Staf Khusus Menteri Bidang Infrastruktur Pariwisata, Kementerian Pariwisata Judi Rifajantoro mengatakan telah melakukan kordinasi dan kerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk ‘crisis center’ yang telah dioperasikan di Bandara Ngurah Rai.
Selain itu, lanjutnya, setiap hari melakukan kordinasi dengan Dinas Pariwisata Bali tentang kondisi terkini dan berkomunikasi dengan biro perjalanan wisata di luar negeri untuk menginformasikan perkembangan situasi di Pulau Dewata.
“Hingga kini belum ada laporan tentang pembatalan kunjungan ke Bali. Saya yakin semua pihak telah terbiasa menghadapi kondisi ini seperti halnya ketika ada bencana Merapi, Rinjani dan yang lain, antisipasi telah disiapkan,” kata Judi.
Dia berharap kondisi ini akan semakin baik dan tidak sampai menggangu kondisi pariwisata yang saat ini sedang membaik. Hingga Juli 2017 pertumbuhan kunjungan wisatawan asing telah mencapai 24% dari target 25% yakni telah tercapai 12 juta wisman dari 15 juta yang ditargetkan.