Bisnis.com, DENPASAR – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Gianyar bekerja sama dengan Universitas Mahasaraswati Denpasar menebar benih ikan di perairan umum.
Kegiatan restoking tersebut dilakukan di sungai dan di Kelompok Pembudidayaan Ikan Mekar Sari Mina Lestari, Banjar Gitgit, Desa Bakbakan, Gianyar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan Gianyar Dewi Hariani mengatakan restoking merupakan salah satu upaya menambah stok ikan tangkapan untuk ditebarkan ke perairan umum. Langkah itu dilakukan di perairan yang telah mengalami krisis akibat padat tangkap atau tingkat pemanfaatannya berlebih.
Dulu di Banjar Gitgit dikenal sebagai sentra perikanan air tawar di Gianyar. Tapi beberapa tahun belakangan ini mulai berkurang karena debit air berkurang, pencemaran air sungai hingga kelangkaan bibit.
"Karena itulah kami berupaya menggalakkan kembali budidaya ikan air tawar di Gitgit," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (4/8/2017).
Pada kegiatan restoking ini Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gianyar menebarbibit sekitar 10 ribu ekor bibit nila diperaian deras. Sedangkan bantuan benih ikan dari Universitas Mahasaraswati Denpasar ditebarkan 100 kg atau sekitar 1.500 ekor bibit ikan nila.
Kata Dewi restoking juga untuk membantu pendapatan masyarakat karena benih ikan dan untuk kelestarian alam serta memperbaiki ekosistem perairan sungai.
Dia menambahkan penebaran benih ikan mendorong masyarakat menjaga kebersihan sungai. "Mereka tidak lagi membuang sampah atau segera membersihkan sungai jika ada sampah yang menyangkut. Mereka tentu tidak ingin bibit ikan yang ada mati karena kondisi air yang kotor,” tuturnya.
Sasaran lainnya, tambah Dewi Hariani, kegistan ini untuk menggelorakan kembali semangat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan atau gemar makan ikan.
Ketua Koperasi Mina Sari Sedana Banjar Gitgit Dewa Nyoman Tirtayasa mengatakan saat ini ada 4 kelompok budi daya ikan dan 2 kelompok wanita tani. Dulu, sebelum budi daya ikan nila, kelompok petani setempat membudidayakan udang, tetapi merugi karena terserang hama yuyu atau kepiting.
Dia menambahkan 5 tahun belakangan ini mereka beralih memelihara ikan nila. Karena harga nila dipasaran cenderung stabil berkisar Rp23.000 – Rp25.000 per kilogram.