Harga Daging Ayam di Bali Naik 11% Menjelang Natal dan Tahun Baru

Harga daging ayam di Bali merangkak naik hingga 11% menjadi Rp38.000 per kilogram menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Pedagang menata daging ayam di lapaknya di Pasar Kosambi Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/1)./JIBI-Rachman
Pedagang menata daging ayam di lapaknya di Pasar Kosambi Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/1)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, DENPASAR – Harga daging ayam di Bali merangkak naik hingga 11% menjadi Rp38.000 per kilogram menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
 
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bali I Wayan Mardiana mengatakan Harga Eceran Tertinggi (HET) ayam menurut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen adalah Rp34.000 per kilogram (kg).

Namun, sejak sepuluh hari belakangan, harga ayam di Bali telah mengalami kenaikan. Menurutnya, kondisi ini terjadi karena ada masalah dalam produksi.

Musim pancaroba disebut mengakibatkan kematian ayam ternak hingga 10% yang membuat terjadinya penurunan produksi. Padahal, dalam kondisi cuaca yang normal, kematian ayam di tingkat peternak hanya berkisar 3%-4%.
 
Selain itu, harga pakan yang meningkat juga disinyalir menjadi penyebab. Apalagi, hingga saat ini pakan ayam masih diimpor dari luar negeri.
 
“Saat ini, harga pakan ayam meningkat menjadi Rp7.700 per kg,” terangnya kepada Bisnis, Selasa (11/12/2018).
 
Mardiana menuturkan hanya harga ayam yang mengalami kenaikan menjelang Natal dan Tahun Baru, sedangkan komoditas pangan lainnya menunjukkan harga yang masih normal.
 
Saat ini, harga cabai merah di pasaran sebesar Rp23.000 per kg, cabai rawit Rp24.500 per kg, daging sapi Rp110.000 per kg, dan bawang merah Rp23.000 per kg.
 
Harga beras premium Rp12.200 per kg , ebih rendah dari HET yang sebesar Rp12.800 per kg. Hanya beras medium yang harganya lebih tinggi dari HET yakni Rp10.500 per kg. Hal ini karena kualitas beras medium lokal di Bali yang  hampir setara beras premium.
 
“Yang lain tidak ada kenaikan, harganya masih normal,” sambungnya.
 
Mardiana melanjutkan untuk menekan inflasi yang kemungkinan akan terjadi akibat kenaikan harga ayam, Bali akan mengadakan beberapa pasar murah di masing-masing kabupaten dan kota. Pasar murah tersebut direncanakan digelara pada 16-19 Desember 2018.
 
“Kabupaten maupun kota di Bali juga melakukan operasi pasar dalam angka mengantisipasi gejolak kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru,” imbuhnya.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Denpasar tercatat mengalami inflasi sebesar 0,34% pada November 2018. Enam kelompok pengeluaran yang tercatat mengalami inflasi yakni sandang, pendidikan dan rekreasi, transportasi, bahan makanan, makanan jadi, serta perumahan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper