Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Temui Pedagang Pasar, BI Harapkan Informasi Harga yang Jujur

Peran "Inaq-Amaq", sebutan bagi ibu dan bapak di Lombok, di pasar dinilai cukup besar oleh Bank Indonesia.
Pedagang menata daging ayam di lapaknya di Pasar Kosambi Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/1)./JIBI-Rachman
Pedagang menata daging ayam di lapaknya di Pasar Kosambi Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/1)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, MATARAM -- Peran "Inaq-Amaq", sebutan bagi ibu dan bapak di Lombok, di pasar dinilai cukup besar oleh Bank Indonesia.

Pasalnya, dari mereka lah informasi perkembangan harga komoditas diperoleh. Kemudian, informasi ini diolah menjadi sebuah sistem peringatan dini pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas harga komoditas di daerah.
 
Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyelenggarakan Temu Mitra responden survei yang  merupakan pedagang pasar guna meningkatkan kualitas data untuk hasil Survei Pemantauan Harga (SPH), Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), dan SPH Mingguan. 
 
BI melakukan kegiatan survei SPH PIHPS kepada para pedagang pasar di berbagai daerah yang dilakukan setiap hari dalam rangka memantau pergerakan harga kebutuhan pokok masyarakat. 
 
Hasil pemantauan harga dimaksud sangat dibutuhkan dalam rangka penentuan kebijakan di daerah khususnya dalam pengendalian inflasi daerah yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). 
 
Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Wahyu Ari Wibowo berharap informasi yang diberikan dapat disampaikan dengan sejujur-jujurnya, sehingga data harga yang diperoleh dan diolah oleh BI berkualitas dan kebijakan yang diambil pada forum TPID tepat sasaran.
 
"Semoga informasi yang diberikan ini bisa apa adanya sehingga bisa dijadikan acuan untuk mengambil kebijakan oleh TPI," ujarnya di Mataram, Senin (19/11/2018). 

Selain digunakan untuk kepentingan TPID,  data PIHPS juga dipublikasikan melalui laman ww.hargapangan.id dan aplikasi pada Google Play dengan nama Harga Pangan (PIHPS Nasional). 
 
Publikasi data tersebut diharapkan menjadi referensi para pedagang dan masyarakat umum sehingga asimetri informasi dapat dikurangi dan stabilitas harga komoditas dapat tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper