Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Luhut Minta World Bank dan Universitas Udayana Kaji Penambahan Infrastruktur di Bali

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pihaknya sedang mendorong penelitian komprehensif dari World Bank maupun Universitas Udayana mengenai proyek infrastruktur yang sesuai dibangun di Bali.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (kedua kanan) meresmikan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (22/9)./JIBI-Ni Putu Eka Wiratmini
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (kedua kanan) meresmikan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (22/9)./JIBI-Ni Putu Eka Wiratmini

Bisnis.com, KUTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pihaknya sedang mendorong penelitian komprehensif dari World Bank maupun Universitas Udayana mengenai proyek infrastruktur yang sesuai dibangun di Bali.

Pasalnya, kunjungan wisatawan ke provinsi tersebut terus menunjukkan peningkatan.

Dengan perluasan apron Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali maka Pulau Dewata akan kedatangan 37 juta-39 juta wisatawan per tahun. Kondisi ini bisa membuat lalu lintas Bali macet total.
 
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pun sedang memikirkan solusi atau infrastruktur yang tepat dibangun untuk menghadapi hal ini. Pilihan tersebut bisa berupa pembangunan bandara di Bali Utara atau pembuatan tol menuju Bali Utara agar pariwisata juga berkembang di daerah tersebut. 
 
"Kami minta World Bank dan Universitas Udayana untuk membuat studi komprehensif. Jadi, apakah melalui laut atau apa, nantinya juga jalan tol Bali Utara dan bandara di Bali Utara semua harus dibuat, itu hanya soal waktu," tuturnya di sela-sela peresmian Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (22/9/2018).

Meskipun Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai telah dibangun dan diyakini akan mampu mengurai kemacetan di jalan menuju Bandara Ngurah Rai maupun Tol Bali Mandara, kondisi tersebut diyakini tidak akan bertahan lama. Underpass tersebut dinilai hanya mampu mengatasi kemacetan hingga 3 tahun ke depan. 
 
"Selesai studi ini kita lihat cocoknya apa. Terserah siapa yang mendanai, World Bank mau danai, swasta juga mau, yang penting semua senang," ujar Luhut.
 
Saat ini, pemerintah pusat diklaim telah mampu mendorong beberapa proyek strategis di Bali untuk mendukung ekonomi provinsi ini seperti Sanitary Landfill dan Waste To Energy di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Terminal Cruise Pelabuhan Benoa, hingga penyelesaian Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dijadwalkan diresmikan Presiden Joko Widodo pada sore ini.

Dia menilai proyek-proyek tersebut sebagai keberhasilan tersendiri karena pengerjaannya sudah terhambat belasan tahun. 

Penelitian oleh World Bank dan Universitas Udaya ditargetkan rampung tahun depan.

"Saya enggak mau komentar kalau tidak ada studi, yang membuat studi dari World Bank dan Udayana," tambah Luhut.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper