Bisnis.com, DENPASAR - Akibat cuaca buruk di perairan Bali sejak beberapa hari lalu, nelayan di pesisir Pulau Dewata terpaksa menghentikan aktivitas melaut.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Bali Nengah Manumudita mengatakan banyak anggotanya memilih melakukan kegiatan wisata di pesisir untuk sementara waktu.
Aktivitas seperti memperbaiki kapal hingga menemai wisatawan pergi memancing dilakukan untuk mengisi waktu dan kerugian karena tidak bisa mencari ikan.
“Mereka melakukan itu untuk mendapatkan pendapatan alternatif daripada tidak ada sumber pendapatan,” jelasnya, Minggu (22/7/2018).
Gelombang tinggi sangat mempengaruhi kehidupan nelayan-nelayan di Bali. Namun, hal itu juga memberi ruang sejenak mereka untuk istirahat, sembari melakukan berbagai kegiatan bermanfaat dan menghasilkan, seperti wisata pesisir.
Manumuditha menjelaskan bahwa mengatakan kondisi gelombang tinggi bukan hal baru, sebab rutin dihadapi nelayan-nelayan Bali setiap tahun.
Baca Juga
Dia mengungkapkan nelayan Bali bisa bersyukur karena ada perlindungan untuk nelayan Bali, bahkan diperkuat dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 11 Tahun 2017 tentang Bendega. Bandega adalah lembaga tradisional bidang kelautan dan perikanan di Bali.
Perda ini salah satunya mengatur hak-hak nelayan untuk mengelola pesisir, termasuk dilibatkan dalam wisata pesisir. Dengan adanya beleid itu, nelayan bisa menjadi pemandu wisata di pantai-pantai, atau membawa wisman memancing di perairan yang relatif tenang, menemani wisatawan di lokasi-lokasi snorkeling dan diving, menjadi pemandu wisata kegiatan sosial budaya kelautan.
“Sudah terbiasa dengan situasi ini para nelayan, inilah fungsinya ada Perda Bendega sehingga nelayan tetap dapat beraktivitas di bidang pariwisata,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel