Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPR di Bali Berusaha Bangkit dari Keterpurukan

Perbarindo Bali mengakui pelaku industri belum sepenuhnya berhasil kembali menunjukkan performa bagus karena berbagai rintangan khususnya kondisi perekonomian daerah dan nasional.

Bisnis.com, DENPASAR — Perbarindo Bali mengakui pelaku industri belum sepenuhnya berhasil kembali menunjukkan performa bagus karena berbagai rintangan khususnya kondisi perekonomian daerah dan nasional.

Ketua DPD Perbarindo Bali I Ketut Wiratjana menuturkan pelambatan ekonomi nasional ditambah dengan adanya erupsi Gunung Agung pada akhir 2017 lalu memukul kinerja BPR di daerah Bali. Dijelaskan olehnya, hingga kini masih ada beberapa BPR terkena dampak situasi pelambatan ekonomi di Bali yang dipengaruhi situasi tersebut.

Situasi tersebut yang menurutnya berpengaruh terhadap kinerja beberapa BPR sehingga masuk dalam radar pengawasan intensif OJK Regional 8 Bali Nusra.

“Tentu bpr tidak menghendaki apa yang dikatakan OJK bahwa ada pengawasan itu tidak dikehendaki.  Sehingga kami dari perbarindo selalu imbau seluruh anggota bpr 136 anggota kami itu harus elalu berhati hati dan slalu menjaga likuiditas,” katanya Selasa (22/5/2018).

Namun, pihaknya meminta regulator tidak menyalahkan pelaku BPR dengan situasi yang terjadi saat ini khususnya kenaikan tingkat rasio kredit bermasalah atau NPL.

Dia meminta agar regulator turut memberikan kelonggaran atau relaksasi bagi BPR sehingga memudahkan direksi mengurangi tingkat NPL.

Dengan situasi seperti sekarang, yakni beberapa BPR memiliki NPL tinggi maka akan lebih baik jika regulator memberikan kelonggaran batas waktu penjualan asset yang diambil alih (AYDA).

Saat ini regulator membatasi waktu penjualan hanya setahun. Wiratjana menuturkan dengan situasi ekonomi yang belum berjalan normal, batas waktu tersebut dinilai terlalu pendek.

“Untuk jual AYDA sulit makanya kami minta kemudahan seperti jangka waktunya lebih panjang sehingga harapan Perbarindo itu kita tujuannya sama-sama baik. Tadi sudah sampaikan dengan ekonomi seperti sekarang untuk jual asset tidak gampang,” paparnya.

Padahal, lanjut dia, penjualan AYDA dapat membantu menambah modal. Adapun saran mendapatkan investor juga sama susahnya dengan menjual asset meskipun sebenarnya bisnis BPR di Tanah Air khususnya Bali masih sangat menguntungkan

Sementara itu terkait masih adanya BPR dengan jumlah direksi belum ideal diakuinya karena terhalang masalah kecocokan. Wiratjana menyatakan sekarang ini pasokan SDM bersertifikasi untuk BPR sudah lebih dari cukup. Hanya saja, SDM yang dapat masuk ke masing-masing BPR Tidak mudah karena terkadang tidak cocok dengan pemilik saham.

“Hambatannya mungkin karena teman-teman yang sudah banyak sertifikasi cuma mau masuk BPR dituju itu kadang yang bersangkutan tidak cocok dan dari owner tidak cocok. Mencari kecocokan itu tidak gampang,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper